Pages

Monday 16 April 2012

Gotong Royong Sebagai Sebuah Local Wisdom

Gotong royong sebuah nilai kearifan lokal. Indonesia sebagai sebuah negara yang dulu terkenal dengan budaya ketimuran dan nilai-nilai kearifan lokalnya saat ini perlahan namun pasti nilai-nilai kearifan lokal dan budaya budaya ketimuran sudah mulai ditinggalkan. Kepentingan komunal yang dulu sebagai sandaran hidup bersama di suatu daerah telah berganti menjadi nilai-nilai individual. Hilangnya nilai-nilai tersebut saat ini tidak hanya terjadi di perkotaan saja yang memang secara notabene adalah sebagai pusat arus modernisasi yang begitu kencang, melainkan juga terjadi di desa-desa. Nilai-nilai kearifan lokal atau local wisdom semakin ditinggalkan bahkan kalau boleh dikatakan telah hilang di tengah masyarakat pedesaan. 

Derasnya arus modernisasi diberbagai bidang telah membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terutama terkait dengan rasa kebersamaan, kegotongroyongan berubah menjadi rasa individualistik. Sikap cuek, acuh terhadap lingkungan sekitarnya semakin menonjol di setiap individu. Harmonisasi kehidupan bermasyarakat telah berubah dan sikap saling menghormati telah ditinggalkan. Kekuatan hubungan kekerabatan antar warganya saat ini telah melemah seiring dengan derasnya arus informasi dan teknologi sebagai imbas dari sebuah modernisasi.

Imbas dari hilangnya nilai-nilai kearifan lokal dan budaya ketimuran misalnya yang paling mudah adalah banyaknya terjadi kerusuhan antar etnis di berbagai daerah di negeri ini, bahkan sesama etnis bisa menjadi perang lokal hanya disebabkan oleh sebuah persoalan sepele. Tidak hanya itu saja semakin lunturnya nilai-nilai budaya lokal di kalangan remaja negeri ini, bahkan yang lebih menyedihkan lagi adalah para remaja negeri ini tidak lagi bisa mengenali budaya negerinya, mereka lebih paham akan budaya barat yang serba individualistik. Kemudian imbas yang lain adalah memudarnya semangat gotong royong di setiap elemen masyarakat, bahkan nilai-nilai kegotongroyongan ini bisa digantikan dengan sebuah nilai yang bernama uang. Cukup dengan membayar sekian rupiah maka berarti sudah bebas dari kewajiban untuk ikut bergotong royong. Padahal dengan gotong royong akan menambah dan mempererat nilai-nilai kebersamaan dalam elemen masyarakat. Namun karena nilai-nilai individual saat ini telah menguasai setiap elemen masyarakat maka gotong royong sebagai sebuah nilai kearifan lokal turut menghilang seiring dengan kemajuan zaman. 

Terkait dengan hal tersebut di dusun kita Dawukan nilai-nilai gotong royong sampai saat ini masih mengakar dalam benak sanubari para warganya. Hal ini dibuktikan ketika akhir-akhir ini sering di laksanakan kegiatan gotong royong di setiap minggu pagi persiapan pembangunan tempat wudlu masjid Nurul Hidayah, serta pada saat pembongkaran lantai masjid yang dilaksanakan pada malam hari. Antusiasme warga yang bagus, terutama ketika pembongkaran lantai masjid, diperkirakan tidak selesai pada malam itu, namun nyatanya bisa selesai juga. 

Sumber: Fajar

0 comments :

Post a Comment

Silahkan memberikan komentar. Mohon Jangan Nyepam..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...